The Truth Seeker Media

Kamis, 17 Maret 2011

Aku Seorang Badut

Sesosok yang menggelikan lagi menggemaskan. Pencipta sebuah senyuman di wajah manusia yang melihatnya. Tak peduli cuaca dia tetap melahirkan canda dan suka cita.
Raut mukanya yang selalu riang membuat hati ini senang bukan kepalang.


Tersebutlah ia seorang badut.
Mahluk yang secara historis memang diciptakan sebagai bahan tertawaan, bahan ejekan. Tapi ia abaikan bahkan mungkin ia terima dengan senang hati karena ialah sang penghibur sejati. Berteman dengan langit yang cerah dan mewah, setiap tariannya adalah goresan cahaya berpelangi. Dia sangat suka bersenandung dan senandungnya hanya berisi kedamaian. Derap langkahnya berkomposisi seperti musik zaman ini. Bunga-bunga tumbuh dari apa yang ia sentuh.
O, Betapa sempurna hidup sang badut ini.

Suatu ketika, saat selesai dengan hari yang penuh kesenangan badut itu pulang kerumahnya, ia tanggalkan kostum kebesaran yang melekat pada tubuhnya dan merasuk dalam kehidupan nyata. Tampaklah wajah asli sang badut. Tak ada senyuman disana, apalagi air muka bahagia.

Diam-diam gadis kecil mengikutinya, lalu berkata, "Kaukah badut yang aku kenal?? Kenapa hanya kemurungan dalam raut muka itu?? Kemanakah senyuman yang selalu menghiasi wajahmu wahai badut??"

Badut itu menjawab, "Benar, Akulah badut itu. Aku lelah setiap hari harus bersandiwara menampilkan wajah bahagia. Karena aku sendiri tidak bahagia. Lagipula tak ada yang bisa menghiburku selain dirikusendiri. Karena aku seorang badut."
Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar